Juara kelas berat ringan, Alex Pereira, mesti berjaga- jaga sehabis nampak tidak terima sebab masa lalunya dihina dalam konferensi pers jelang UFC 313.
Ekspresi datar Alex Pereira yang semacam batu warnanya masih dapat ditekuk dalam perang urat syaraf dengan Magomed Ankalaev.
Pereira serta Ankalaev hendak diadu buat sabuk juara kelas berat ringan dalam laga utama UFC 313 di T- Mobile Arena, Nevada, Amerika Serikat, pada Sabtu( 8/ 3/ 2025) malam waktu setempat ataupun Pekan siang waktu Indonesia.
Untuk Pereira, pertarungan ini jadi lanjutan dari kesuksesan kilat yang dialaminya di UFC.
Gimana tidak? Tiba ke UFC di umur 34 tahun pada 2021 kemudian, Poatan telah mengantongi 9 kemenangan dari 10 laga serta merebut sabuk dari 2 divisi berbeda.
Tahun kemudian Pereira apalagi jadi juara divisi sangat padat jadwal sebab mempertahankan gelarnya sebanyak 3 kali.
Hendak namun, alih- alih legasi selaku juara ajang kickboxing serta MMA, Pereira malah disinggung sebab masa lalunya saat sebelum jadi wujud beresiko di arena.
” Bila Kamu betul- betul mendominasi Alex di pertarungan ini, apakah Kamu hendak mengirimnya lagi ke toko ban?” tanya salah seseorang jurnalis asal Rusia kepada Ankalaev, dikutip dari Talk Sports.
Persoalan yang nyatanya diiringi hasrat bercanda itu disambut tawa oleh Ankalaev.
Respons kebalikannya ditunjukkan Pereira. Ia memandang ke arah si reporter dengan tatapan tajam walaupun masih dengan ekspresi ala arca Moai yang jadi karakteristik khasnya.
Teriakan mencemooh turut terdengar. Ada pula Ankalaev, ia cuma fokus dengan misinya ialah menghentikan masa Pereira selaku juara kelas berat ringan.
” Kami berencana buat betul- betul mendominasinya pada Sabtu nanti. Kami hendak membenarkan kalau Chama tidak memiliki peluang,”
” Apakah ia hendak bertahan di berolahraga ini ataupun kembali ke toko ban, itu terserah dirinya, ia hendak membuat keputusannya sendiri.”
” Orang- orang yang mengatakan Chama saat ini hendak berkata tidak terdapat Chama. Saat ini merupakan waktunya Ankalaev.”
Chama ialah jargon andalan Pereira. Dalam bahasa Portugis makna literalnya merupakan api, namun dapat pula dimaksud selaku ungkapan panggil aku ataupun aku di mari.
Pada Januari kemudian, Ankalaev pula menyentil sejarah kelam Pereira selaku mantan pecandu minuman keras.
Dalam artikel Ankalaev di X, Pereira disindir tidak berlatih serta malah mendatangi acara- acara UFC untuk menemukan minuman beralkohol free serta sorotan kamera.
Untuk Pereira, sindiran ini susah diterima. Alasannya, ia hadapi sendiri akibat negatif yang diakibatkan kecanduan miras.
” Aku ketahui ia sudah banyak berdialog,” kata Pereira dalam podcast bersama Daniel Cormier, dilansir dari Bloody Elbow.
” Salah satunya yang aku anggap personal merupakan kalau ia berdialog tentang alkoholisme, sebab itu tidak cuma melanda aku namun pula keluarga aku.”
Pereira mesti berjaga- jaga buat tidak bawa dirinya larut dalam emosi. Bertanding dengan amarah malah dapat jadi bumerang.
Nasihat ini ikut diutarakan Khabib Nurmagomedov dikala memandang kembali duelnya dengan Conor McGregor yang terkenal pada 2018.
” Aku berupaya menyakiti orang ini serta itu merupakan kesalahan aku,” ucap Nurmagomedov dalam kegiatan Dana Whites Lookin For A Fight, dikutip dari BJPENN.
” Dikala marah, kita jadi letih. Dikala aku berupaya buat memberinya hukuman, rasanya sangat emosional. Aku berpikir tidak, tidak dapat, aku wajib tenang. Tetapi, tidak buat kali ini.”
Leave a Reply